Kamis, 21 Januari 2016

Ibuk



Dari judulnya aja udah pengin nangis, ngomongin sosok ini ga akan ada habisnya. Karena bagiku ibuklah satu-satunya orang yang punya kepedulian, kekhawatiran, dan rasa sayang lebih besar dari yang lainnya. Di postingan beberapa waktu yang lalu aku nyeritain sosok bapakku sang superheroku, sekarang giliran ibukku :)

Namanya Armiyah, sehari-harinya lebih banyak di rumah mengurus semua yang ada di rumah. Ibuk buatku wanita super, dari pagi sampai pagi lagi ibuk melaksanakan tugas sebagai istri dan ibu dengan baik. Meskipun ibuk ga bekerja, tapi ibuk adalah ‘tangan kanan’ bapak dalam menjalankan semua pekerjaan bapak. Dari mulai kerjaan di sawah, bisnis kerupuk, sampai ketika musim tembakau tiba ibuk selalu membantu bapak. Bukan hanya membantu tapi aku rasa ibuk juga menjadi penyemangat, pengatur keuangan, dan motivator untuk bapak. So sweet... benar juga dibalik seorang pria sukses ada wanita di belakangnya. Yups that’s my mom.
 (Bapak dan ibuk)
Hmm, saking banyak yang pengin aku ceritakan sampai bingung mau mulai dari mana dulu. Selama aku kuliah yang akhirnya harus berjauhan dengan ibu, begitu banyak peran ibu yang secara ga langsung aku lakukan juga. Tiap pagi harus masak nasi, buat teh anget sendiri (kalo di rumah biasanya udah dibuatin), mikir harus makan apa hari ini, mengatur keuangan tiap bulan yang harus cukup sesuai jatah bulanan. Kehidupan baru ini memeberiku banyak pelajaran untuk menjadi istri dan ibu suatu saat nanti haha.
Semenjak kuliah memang aku merasakan betul kasih sayang seorang ibu, masih inget banget ketika aku diantar keluarga untuk pindahan ke kos. Ibu berkaca-kaca ketika kita saling berpamitan, hari itu aku akan berjauhan dengan bapak dan ibu. Kenangan itu masih sangat membekas, aku baru tahu rasanya seberat itu berjauhan dengan dua pahlawanku. Tiap kali aku pulang, ibu akan membuatkanku tempe mendoan, kadang nasi megono, tak jarang juga menanyakan mau makan apa atau mau beli apa. Semenjak kuliah juga aku tahu ibu tak pernah absen bangun lebih pagi untuk shalat malam, ada doa yang selalu ibu panjatkan untuk semua anak-anaknya. Tiap kali aku pulang juga, ibu tak pernah membangunkanku lebih awal. Selama pulang aku selalu tidur bersama ibu. Ibu paling tahu ketika aku tidur dan mendapati kamar gelap entah karena mati lampu aku kaget dan akan berteriak ketakutan haha. Oleh sebab itu, tiap pagi ketika ibu mematikan lampu kamar ibu pasti menghidupkan senter.
Ibuku adalah tipe ibu pemikir jangka panjang. Pengatur keuangan rumah tangga yang baik. Hidup sederhana dengan kebahagiaan yang luar biasa. Ketika aku sudah menjadi istri dan ibu nanti aku ingin menjadi seperti ibuku. Ketika sudah berkeluarga akan ada banyak keperluan-keperluan yang ga tahu kapan datangnya, dan karena itulah ibu punya 3 tabungan sekaligus, 1 tabungan di bank, dan 2 tabungan lainnya ditabung di celengan. Dalam sehari 2 tabungan itu pasti terisi. Dan baru aku tahu juga terkadang tabungan itu ibu gunakan untuk membelikan baju atau kerudung untukku dengan alasan biar aku ga bingung mau pakai baju apa kalau kuliah. Ibuku adalah ibu paling pengertian sedunia J.  Yups kegagalan ekonomi keluarga pernah kami rasakan, ibu belajar dari kegagalan masa lalu. Dan kamipun kini hidup sederhana, meskipun ibu punya simpanan yang cukup, tapi kalau urusan menu makanan tiap harinya ga pernah mewah-mewah. Meskipun sekali waktu ketika bertepatan ada hajat desa ya ibu akan membelikan menu yang sedikit mewah. Ibu sangat perhitungan dalam segala hal, tapi ibu ga pelit. Berbagi selalu menjadi hobi ibuku ketika kami mendapat rejeki yang lebih.
Aku banyak belajar dari ibuku, masih banyak hal-hal lain yang semoga bisa aku terapkan suatu saat nanti. Tak perlu ucapan sayang buk, aku menyayangimu lewat doa-doa dan segala perilaku yang  kutunjukkan sebaik mungkin meskipun tak jarang aku masih menyakitimu J

1 komentar:

  1. aku ngga yakin semester 4 besok kamu bakalan jarang pulang jar.

    BalasHapus