“MUBARAK
SUARMAN”
Cerpen:
Hajar Arohmah
(hajararohmah@gmail.com/
@ahajarrr)
***
Raka, selalu mengingatkan aku dengan
kemah nasional itu. Kemah nasional yang seharusnya menjadi sebuah kenangan yang
membanggakan tapi sebaliknya tak ada yang bisa dibanggakan dariku. Jika Rakalah
yang menjadi juara satunya, aku mungkin juga jadi juara satu dari bawahnya.
Hampir setahun yang lalu di pondok haji
basecamp kemah nasional. Aku yakin, malam itu Raka benar-benar menjadi idola.
Setelah menampilkan sebuah lagu berbahasa inggris, dia kembali naik ke atas
panggung untuk menerima penghargaan sebagai juara mewakili kelompoknya. Aku
yakin jika ia bukan hanya mewakili kelompoknya tapi juga sebagai penggagas alat
filter air yang memenangkannya.
Hampir setahun yang lalu, saat aku
mengunjungi kamar guru pendampingku. Aku melihat idola baru itu dengan dekat.
Memanggil Mamanya, bersiap untuk pulang ke Palu. Namanya Raka, aku tahu. Tapi
tak mungkin Raka tahu namaku, bahkan mungkin Raka tak mau tahu namaku. Malam
itu, malam terakhir kemah nasional. Semuanya bergegas untuk pulang, merapikan
kembali koper masing-masing, membawa buah tangan kenangan dari tanah Jawa.
Ah andai saja malam itu pesawat yang
akan ditumpangi keluarga Raka delay. Ah andai saja malam itu ibu peri dalam
dongeng Cinderella benar-benar ada dan dengan magicnya merubahku menjadi gadis
yang Raka suka. Ah andai saja malam itu aku cukup berani untuk tersenyum dan
mengucapkan selamat atas kemenanganya tapi aku hanya bisa mengucapkan “Selamat
tinggal Raka” dalam hati.
Hingga hari ini pukul 13.06-24 April
2014, aku masih berharap jika dunia itu luas dan waktu bisa mempertemukanku
dengan Raka. Entah mengapa buku yang menjadi pegangan peserta kemah nasional
selama seminggu itu masih ada ditanganku saat ini dan terbuka sebuah halaman
yang bertuliskan namanya, Mubarak Suarman, serta 12 digit nomor yang ada
disebelah kanan namanya. Lalu aku menulis nomor itu di handphoneku, mendengar
sebuah suara “The number you are calling is not active or in out coverage
area. Please try again of few minute”.
Huh, sepertinya tak akan mungkin aku
bisa bertemu dengan Raka kembali!
(Cerita
dari PIRNAS XII/ Boyolali, 30 Juni – 7 Juli 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar