Korban Anwar
Wahai Anwar, dimana celah untuk menemukanmu
haruskah kucari dibawah pohon salak penuh duri
atau kubelah itu sarang lebah madu
atau pula kubongkar saja derita hati ini
aku tak tahu dimana keberadaanmu anwar
cepat kembali pada orang yang terus lafalkan namamu
jangan terlalu lama buat hati tersakiti
seringlah tengok dia yang menunggu pelangi tiba dari matamu
lalu jika kau sadar, bawakan air mata tuk basuhi segala
lelah disini
lalu jika kau tak tega, rasakan pula betapa asinnya keringat
pekat yang lekat di dahi
Kau, Anwar
yang dirindukan bulan tua dan gersang
lihatlah keriput kecut tertempel dalam wajahku
tawa lesu bau apek sudah jadi kawan sejak lalu
hanya saja masih kau tak mau tahu
bahwa rasa ini tak mau lapuk dan layu
sejenaklah singgah dan teguk air dari pelupuk mataku
biar kau tahu rasa kelelahan menunggumu
Untukmu Anwar,
segeralah pulang
lalu akan kuantar kau pada persinggahan terakhir yang
sebenarnya
kau tak perlu seperti aku
yang penuh peluh dan keluh kelaparan akan cintamu
kau hanya perlu buka matamu
dan tengok betapa aku mencintaimu dengan kebodohanku
Masih Kau Anwar
yang terlalu lama masuk proses fermentasi
busuk jadi benci
tak ada guna lagi
bikin sakit gigi
dan ketika hujan basahi bumi
saat itu pula kutampar pipiku sendiri
kupangkas segala lelah dengan tidak mencintai lagi
Jika anda berminat ingin turut serta berpartisipasi dalam buku Antologi Puisi, yang dibuat oleh seniman-seniman Temanggung, silahkan kirim puisi terbaru anda, tentunya puisi anda dapat dipertanggung jawabkan kualitas dan orisinalitasnya, minimal mengirimkan 10 puisi...
BalasHapusboleh boleh, puisi bisa dikirim ke alamat email mana?
BalasHapus